Selasa, 06 September 2016

RESUME PERTEMUAN KEDUA-ORBITAL DAN PERANANNYA DALAM IKATAN KOVALEN




a.Sifat gelombang
            ada 1924, fisikawan asal Prancis, Louis De Broglie (1892-1987) muncul dengan ide revolusioner itu. “Mari kita anggap elektron adalah sebuah gelombang,” katanya sambil mulai menjelaskan teorinya. “Elektron yang bersifat partikel tapi coba dianggap gelombang?” sepertinya kita sudah mendengar pernyataan itu bukan? Ya, pada bagian permulaan ini saya menulis, “Cahaya yang hingga saat itu dianggap sebagai gelombang, coba dianggap sebagai partikel.” Pas sekali kebalikannya bukan? Substansinya juga berkaitan, antara elektron dan kuantum cahaya (foton).
Einstein sebelumnya muncul dengan ide “mungkin cahaya menunjukkan sifatnya yang lain, yaitu sifat partikel cahaya.” De Broglie yang memperhatikan hipotesis Einstein ini pun berpikir, “Mungkin juga elektron menunjukkan sifatnya yang lain, yaitu sifat gelombang dari elektron.”
Clinton Joseph Davisson (1881-1958) dan Lester Herbert Germer (1896-1971) membuktikan teori itu dengan percobaan lempengan nikel.
De Broglie kemudian juga mencocokkan elektron pada persamaan momentum dan panjang gelombang foton buatan Einstein. Hasilnya h=pλ. λ (panjang gelombang) ini ternyata tidak berlaku pada elektron dan gelombang saja, tapi pada seluruh benda di alam semesta. De Broglie tidak sembarangan dalam menyusun teorinya ini, dia mendasarkannya pada Teori Relativitas Khusus Einstein.
Dengan teorinya ini, De Broglie berhasil memecahkan semua kebimbangan dalam fisika modern, kebingungan antara sifat gelombang dan sifat partikel benda. Dengan teori De Broglie ini, dia berhasil menjelaskan dualisme sifat cahaya. Cahaya memiliki sifat partikel, tapi cahaya juga memiliki sifat gelombang. Lebih jauh lagi, elektron juga demikian. Elektron punya sifat partikel, dan mungkin elektron juga punya sifat gelombang.
Tapi waktu itu teori De Broglie dianggap lalu begitu saja, karena tidak ada percobaan yang bisa membuktikannya. Barulah tiga tahun setelahnya, tahun 1927, teori De Broglie terbukti kebenarannya lewat percobaan. Dua orang fisikawan Amerika, Clinton Joseph Davisson (1881-1958) dan Lester Herbert Germer (1896-1971) membuktikan teori itu dengan percobaan lempengan nikel.
 

Davisson Germer Experiment
Dengan adanya teori gelombang dari elektron, maka kedudukan elektron sekeliling inti tak tertentu. Hal ini tercakup dalam Prinsip Ketaktentuan Heisenberg. Dalam tahun 1927 Heisenberg menunjukkan, bahwa nilai sepanjang pengamatan khas tak dapat ditentukan secara simultan dengan ketelitian tinggi. Contohnya adalah pasangan momentum dan kedudukan, dan pasangan energi dan waktu. Batas dalam ketelitian pengukuran fisik tertentu dinyatakan oleh hubungan:
∆q . ∆p > ħ/2     (2-4)
∆E . ∆t > ħ/2      (2-5)
ħ = h/2π; ∆q, ∆p, ∆E, ∆t ketaktentuan adalah berturut-turut dari kedudukan, momentum, energi dan waktu. Karena nilai ħ kecil, maka ketaktentuan ini tak dapat diamati untuk benda besar, tetapi sangat berarti bagi elektron, atom, dan molekul. Jadi ketaktentuan dari kedudukan elektron akan membawa serta ketaktentuan dalam momentum, sesuai dengan persamaan (2-4). Kedudukan dan momentum dari elektron memberikan informasi mengenai kebolehjadian menemukan elektron di sekeliling inti.
Keterbatasan dalam pengukuran tingkat energi elektron dalam atom dapat ditunjukkan sebagai berikut. Andaikan atom tereksitasi mengemisi radiasi elektromagnetik dan berpindah ke tingkat yang lebih stabil, maka atom-atom ini berumur panjang dan garis spektrumnya tajam. Bila atom tereksitasi berumur pendek, maka radiasi elektromagnetik mencakup daerah yang lebar dan garis kurang tajam. Nilai ketaktentuan ∆t lebih kecil dan ∆E besar karena perhubungan dengan ∆v lewat persamaan ∆E = h/∆v.
Konsep kebolehjadian dapat diterapkan pada pola difraksi elektron. cincin-cincin difraksi adalah daerah dengan kebolehjadian yang tinggi. Rapat elektron berbanding lurus dengan kuadrat faktor amplitudo yang didapat dari persamaan gelombang. Sifat khas gerak gelombang adalah kemampuannya untuk meneruskan energi dari satu titik ke titik lain tanpa perpindahan permanen dari mediumnya. Gelombang ini disebut gelombang progresif (Gb. 2.1).
Suatu persamaan gelombang dinyatakan sebagai berikut:
2/∂x2 = 1/c22ϕ/∂r2       (2-6)
dimana ϕ = a sin 2π (x/λ – vt), v adalah frekuensi, a adalah nilai maksimum dari amplitudo, c adalah kecepatan perambatan. Persamaan (2-6) adalah linier, maka dengan Prinsip Superposisi dua persamaan dengan ϕ1 dan ϕ2 dapat dikombinasi linier. Untuk gelombang ϕ1 dan ϕ2:
2ϕ1/∂x2 = 1/c22ϕ2/∂t2 dan ∂2ϕ2/∂x2 = 1/c22ϕ2/∂t2
Kombinasi linier menghasilkan:
2(a1ϕ1 + a2ϕ2)/ ∂x2 = a12ϕ1/∂x2 + a22ϕ2/∂x2
= 1/c2 {a12ϕ1/∂t2 + a22ϕ2/∂t2} = 1/c22(a1ϕ1 + a2ϕ2)/ ∂x2       (2-7).
Prinsip superposisi ini sekarang digunakan untuk vibrasi tali gitar antara dua titik tertentu atau dua titik mati. Untuk gelombang progresif dari kiri ke kanan persamaan gelombangnya:
ϕ1 = a sin 2π (x/λ – vt)   (2-8)
setelah mencapai ujung, gelombang direfleksi dan berjalan kembali dari kanan ke kiri dengan persamaan gelombang:
ϕ2 = a sin 2π (x/λ – vt)   (2-9)
Gerak gelombang total dinyatakan dengan persamaan:
ϕ = ϕ1 + ϕ2 = a sin 2π (x/λ – vt) + a sin 2π (x/λ + vt)     (2-10).
Untuk gelombang tegak atau gelombang stasioner, bila ϕ = 0, maka sin 2π x/λ = 0, yaitu bila:
2πx/λ = nπ dan x = nλ/2                        (2-11).
n ialah bilangan bulat (Gb. 2.1).
Gelombang stasioner dapat menggambarkan gerak gelombang dari elektron sekeliling inti dalam atom. Agar terjadi interferensi konstruktif dari gelombang de Broglie dengan elektron dalam lintasan Bohr, maka harus dipenuhi hubungan:
2πr = nλ             (2-12).
Substitusi persamaan (2-3) ke dalam persamaan (2-12) menghasilkan:
Mvr = n h/2π; n = 1, 2, 3, …     (2-13). n ialah bilangan kuantum utama. Hasilnya sama dengan yang diturunkan oleh Bohr.
(Sumber: Noer Mansdsjoeriah Surdia. (1993) Ikatan dan Struktur Molekul. Dikbud. Hal: 25-28) dalam https://isepmalik.wordpress.com/2012/04/28/prinsip-ketaktentuan-dan-sifat-gelombang-elektron/

b.Orbital ikatan dan anti ikatan
            Orbital anti-ikatan selalu ditunjukan dengan tanda bintang pada simbolnya. Perhatikan, ketika orbital ikatan terbentuk, energinya menjadi lebih rendah daripada energi orbital atom asalnya (sebelum berikatan). Energi dilepaskan ketika orbital ikatan terbentuk, dan molekul hidrogen lebih stabil secara energetika daripada atom-atom asalnya. Sedangkan, suatu orbital anti-ikatan adalah kurang stabil secara energetika dibanding atom asalnya. Stabilnya orbital ikatan adalah karena adanya daya tarik-menarik antara inti dan elektron. Dalam orbital anti-ikatan daya tarik-menarik yang ada tidak ekuivalen – sebaliknya, anda akan mendapatkan tolakan. Sehingga peluang menemukan elektron diantara dua inti sangat kecil – bahkan ada bagian yang tidak mungkin ditemukan elektron diantara dua inti tersebut. Sehingga tak ada yang menghalangi dua inti untuk saling menolak satu sama lain.

c.Orbital hibrida karbon
            Sesuai Dengan nomor golongannya (IVA),Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi.Oleh Karena itu, untuk mencapai konfigurasi oktet maka atom karbon mempunyai kemampuan membentuk 4 ikatan kovalen yang relatif kuat. Senyawa karbon membentuk ikatan dengan atom lain dengan melakukan 3 jenis hibridisasi : sp3, sp2, dan sp.
Bentuk molekul etana dapat dijelaskan dengan orbital hibrida sp3 pada kedua atom karbon. Ikatan C–C dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan orbital sp3 dari masing-masing atom karbon. Enam ikatan C–H dibentuk melalui tumpang tindih orbital sp3 sisa dan orbital 1s dari atom H.
Ikatan yang terbentuk antara karbon-karbon maupun karbon-hidrogen adalah ikatan sigma yang terlokalisasi. Sehingga, akibat dari ikatan sigma yang terlokalisasi tersebut akan membentuk struktur tetrahedral murni.
Salah satu molekul paling sederhana yang mengandung ikatan rangkap dua karbon-karbon adalah etena (C2H4). Atom-atom pada etena terletak pada satu bidang datar dan masing-masing atom karbon berikatan dengan dua atom lain membentuk struktur trigonal planar.
Oleh karena masing-masing atom karbon membentuk trigonal planar, hal ini menandakan terbentuknya orbital hibrida sp2 pada setiap atom karbon. Oleh karena itu, ikatan dalam etena dapat dijelaskan dengan orbital hibrida sp2. Setiap atom karbon masing-masing mengikat dua atom hidrogen melalui tumpang tindih orbital hibrida sp2 dan orbital 1s. Ikatan yang dibentuk semuanya berikatan sigma.
Ikatan antara karbon-karbon ada dua macam. Pertama orbital sp2 dari masing-masing atom karbon bertumpang tindih membentuk ikatan sigma C–C. Pada masing-masing atom karbon masih tersisa satu orbital hibrida sp2 yang belum digunakan berikatan dengan orientasi tegak lurus terhadap bidang H–C–H. Kedua orbital hibrida sp2 ini, kemudian bertumpang tindih lagi membentuk ikatan kedua. Ikatan ini dinamakan ikatan pi (π ). Jadi, ikatan rangkap dalam etilen dibangun oleh ikatan sigma dan ikatan pi. Sumber : http://materi-kimia-sma.blogspot.co.id/2013/06/hibridisasi-dalam-senyawa-karbon.html dan http://www.pendekarilusi.com/wp-content/uploads/2014/09/Kimia-Organik-1-B.pdf




5 komentar:

  1. pada bagian orbital anti ikatan mengapa daya tarik menarik yang ada tidak ekiuvalen? terimakasih

    BalasHapus
  2. mengapa ikatan sigma yang terlokalisasi dapat membentuk struktur tetrahedral murni? jelaskan!

    BalasHapus
  3. miranda oxtariani, Orbital anti-ikatan selalu ditunjukan dengan tanda bintang pada simbolnya.

    Perhatikan, ketika orbital ikatan terbentuk, energinya menjadi lebih rendah daripada energi orbital atom asalnya (sebelum berikatan). Energi dilepaskan ketika orbital ikatan terbentuk, dan molekul hidrogen lebih stabil secara energetika daripada atom-atom asalnya.

    Sedangkan, suatu orbital anti-ikatan adalah kurang stabil secara energetika dibanding atom asalnya.

    Stabilnya orbital ikatan adalah karena adanya daya tarik-menarik antara inti dan elektron. Dalam orbital anti-ikatan daya tarik-menarik yang ada tidak ekuivalen – sebaliknya, anda akan mendapatkan tolakan. Sehingga peluang menemukan elektron diantara dua inti sangat kecil – bahkan ada bagian yang tidak mungkin ditemukan elektron diantara dua inti tersebut. Sehingga tak ada yang menghalangi dua inti untuk saling menolak satu sama lain.

    BalasHapus
  4. nita sari , karena Bentuk molekul etana dapat dijelaskan dengan orbital hibrida sp3 pada kedua atom karbon. Ikatan C–C dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan orbital sp3 dari masing-masing atom karbon. Enam ikatan C–H dibentuk melalui tumpang tindih orbital sp3 sisa dan orbital 1s dari atom H.

    Ikatan yang terbentuk antara karbon-karbon maupun karbon-hidrogen adalah ikatan sigma yang terlokalisasi

    BalasHapus
  5. assalamualaikum,,
    saya hanya ingin menambahkan dari sumber bacaan yang saya baca yaitu aturan-aturan yang digunakan dalam menggambarkan diagram orbital molekul

    1. Tentukan jumlah elektron dalam molekul. Jumlah elektron per atom diperoleh dari nomor atom pada tabel periodik (Jumlah total elektron buakn hanya elektron valensi)
    2. Isi orbital molekul dari bawah hingga ke atas sampai semua elektron terisi
    3. Orbital harus terisi dengan spin yang sejajar sebelum elektron nya mulai berpasangan (Kaidah Hund)

    Kemudain stabil tidak nya suatu molekul ditentukan melalui orde ikatan (Bond Order)
    Bond Order = 1/2 (#e- in bonding MO’s – #e- in antibonding MO’s)
    Bond order digunakan untuk meramalkan kestabilan molekul

    1. Jika bond order suatu molekul sama dengan nol (0) maka molekul tersebut tidak stabil
    2. Jika bond order lebih dari nol (0) maka molekul tersebut stabil
    3. Semakin besar nilai dari bond order, semakin stabi ikatan dalam molekul

    BalasHapus